7/28/09

Betulkah Indonesia krisis?

Kalau betul, lalu kenapa masalah utama yang terjadi di Jakarta dan kota besar di Indonesia adalah kemacetan? Kalau betul, kenapa tempat terramai di suatu kota itu bernama Mal?

Seandainya saja, setiap mobil mewah yang hendak mengisi bensin menahan 10%nya untuk dimasukkan ke kotak amal, begitu juga setiap orang yang hendak menghabiskan uang di mal terlebih dahulu memotong 10%nya untuk dimasukkan ke kotak yang sama. Lalu kotak itu dikelola oleh orang yang bertanggung jawab, yang memahami prioritas dan memahami prinsip kemandiran, maka berapa coba hitung jumlah uang terkumpul dan tersalurkan pada prioritas yang tepat untuk modal orang itu menjadi mandiri?

Ada yang isi bensin 50 ribu, artinya tersisihkan 5 ribu, ada yang 300 ribu, artinya tersisihkan 30 ribu. Ada yang belanja di Mal 100 ribu, artinya tersisish 10 ribu, ada yang belanja 2 juta, artinya tersisih 200 ribu. Kali berapa orang di setiap kota, kali berapa kota yang ada di Indonesia kali berapa hari, nah, dalam sebulan terkumpul berapa coba?

Cukupkah untuk memberi pembekalan keterampilan dan mental entrepreneurship untuk sekelompok pemuda desa yang menganggur? Cukupkah untuk menggusur pedagang kali lima kumuh dengan memberinya subsidi modal usaha agar usahanya lebih exlusive? Cukupkah untuk membuat perda larangan mengemis dan mengamen dijalankan karena semua gelandangan dikota itu mendapat pembinaan personal yang serius?

Lalu, adakah masalah kemisikinan di bangsa ini lagi? Kemiskinan tidak perlu dihapuskan, ada banyak sekali orang yang bahagia dalam kemiskinannya, tapi yang perlu dihapuskan adalah penderitaan akibat permasalahan kemiskinan, caranya ada dua, pertama : memberi mereka bekal uang untuk modal produktif, kedua : memberi mereka pelatihan dan konseling untuk dapat memahami bagaimana memandang uang dengan lebih benar, uang bukanlah segala-galanya.

Itu baru iuran personal yang terkumpul di pombensin dan di Mal, lalu bagaimana bila mekanisme Zakat bagi muslim dan pajak bagi non-muslim diberlakukan dengan optimal? Berapa zakatnya Bakrie Group atau Sampurna? Berapa Zakatnya Prabowo atau Fadel Mohammad? Berapa Zakatnya pemilik Mall atau pemilik SPBU?

Lalu semua itu dikumpulkan pada mekanisme yang bersih dan produktif? Maka apa yang terjadi dengan bangsa ini? Menurut saya, kebangkitan bangsa ini tidak dimulai ketika semua penduduknya kaya raya. Tetapi, yang kaya tetaplah kaya tetapi peduli, dan yang miskin tidak lagi fakir dan stress karena kemiskinannya, tetapi memiliki cara pandang yang benar dalam mencari dan memanfaatkan uang.

Kaya dan miskin itu saling melengkapi, orang kaya akan bahagia dengan peduli, orang miskin akan bahagia bila tidak fakir dan bila benar memandang arti uang.

Zakat is the Truely Solution, isn't it?

No comments:

Post a Comment