7/30/09

Warung Rames depan Pringsewu v.s. Pringsewu depan Warung Rames

Tadi lagi warnet building di Sumpiuh, tiba saat makan siang saya ke arah Pringsewu Sumpiuh nan megah. Hm... karena kalau ke Pringsewu yang letaknya di kanan jalan saya harus nyeberang jalan, maka saya liat kiri saja, eh ada warung rames, nah, makan siang dah disitu.

Pertama datang saya langsung diarahkan untuk ambil sendiri, fuih, tanpa diliatin persis seperti kuli ketemu prasmanan kondangan, ambil sepuasnya dah... . Sayapun makan dengan lahapnya didamping es teh bersedotan yang nggak bisa ditekuk. Wuenak tenan...

Ibu warung rames itu memang benar-benar oke deh, bukan karena masih gadis dan cantik, beliau kalau saya taksir mungkin berumur di atas 45, berjilbab besar layaknya seorang akhwat salafi tak bercadar. Ramah men... Pas tinggal seperempat makanan saya hampir habis si Ibu menghampiri saya dari jarak yang agak kejauhan, apa dia bilang dengan ramahnya? "Nambah mas..", busyet... ditawari nambah men, wah serasa di rumah saudara sendiri.

Coba, jarang2 di tempat makan ditawari nambah, ambil sendiri pula. Tapi saya mah masih tau diri, enggaklah saya nambah lagi, saya cuma bilang "maturnuwun bu.... kenyang". Keramahan selanjutnya, saya dikasih gelas yang ada es dan sedotannya, juga sebotol air badeg (air kelapa yang akan dibuat gula merah), yang rasanya segeeeer, karena memang masih alami dan belum dicampuri macem-macem apa-apa, dan itu gratis bro...

Dan keramahan dua terakhir adalah, ketika saya membayar sambil ngobrol ringan saya ditanyai "tindakan pundi tho...", wuidih jan, keren nggak tuh. Lalu terakhir pas saya pamitan si Ibu ikut keluar ke pintu dan bilang "sing ati-ati mas..." sembari melepas kepergian saya.

Itulah keramahan alami si Ibu, bandingkan dengan rumah makan diseberangnya yang di depan pintu ada gadis-gadis berbaris bak patung selamat datang. Entahlah, bukannya saya nggak suka gadis, tapi keramahan yang saya tangkap berbeda antara si Ibu yang natural dengan sapaan gadis selamat datang pada umumnya.

Silahkan memberikan penilaian sendiri barangkali berbeda, kalau lewat jalan Raya Sumpiuh setelah SPBU Kemranjen dari arah Buntu, berhentilah di Pringsewu dan mampirlah di warung rames di depannya (Haha...)

3 comments:

  1. wah boleh tuh di coba, tapi mas rizky dah pernah mapir juga ke pringsewu yang depan warung rames belum, kalau sudah pernah mampir baru bisa membandingkan...

    ReplyDelete
  2. paling yang baturraden, yang sumpiuh mah belum euy... tapi uenak kok, ramah pula di pringsewu,

    hanya kritik saya si, kalau bisa ramahnya natural kayak ibu warung rames itu, wah, makin top lah pringsewu...

    karena udah ngritik, kapan neeh dapat undangan free pass buat nyobain cabang sumpiuh mas?

    ReplyDelete
  3. wah boleh jg tuh.ngomong-ngomong itu bkn pringsewu sumpiuh broo...itu msih wilayah kemranjen.cuman numpang nama doank"sumpiuh".

    ReplyDelete